UJIAN UNTUK BELAJAR,BUKAN BELAJAR UNTUK UJIAN

2020-09-14 | 983 | Berita

 

"UJIAN UNTUK BELAJAR, BUKAN BELAJAR UNTUK UJIAN"

 

“Ujian Untuk Belajar, Bukan Belajar Untuk Ujian” adalah kalimat yang sering dikumandangkan ketika akan atau sedang berlangsung kegiatan Ujian di STIABI Riyadlul `Ulum Tasikmalaya. Ustadz Agus Riyadi, M.Pd selaku Kaprodi BSA selalu berulang-ulang kali menyampaikan pepatah ini. "Jangan sampai dibalik, belajar untuk ujian. Itu Salah Kafrah..!" Maksudnya adalah mahasiswa harus terus diingatkan berulang-ulang, atau bila perlu sampai 1000 kali akan tujuan diadakannya ujian. Ujian sejatinya ada supaya mahasiswa belajar dan tujuan dari belajar itu bukan untuk ujian atau menjawab pertanyaan pertanyaan. Sejatinya tujuan belajar adalah untuk menjadi orang baik istilah Prof. SMN. al Attas adalah "to be a good man".

 

Dalam rangka mengevaluasi pendidikan dan pengajaran yang sudah berjalan setengah semester, maka tepat pada hari Senin, 14 September 2020 Prodi BSA STIABI melaksanakan Ujian Tengah Semester Ganjil. Ujian serentak ini diikuti oleh seluruh semester. Suasana ujian berjalan lancar. Terlihat dari beberapa hari sebelum ujian, para mahasiswa berbondong-bondong memenuhi perpustakaan guna mempersiapkan UTS. Di sisi lain Panitia Ujian sibuk mempersiapkan berbagai keperluan saat ujian nanti. Mulai dari persiapan ruangan, lembar soal dan jawaban, penyusunan pengawas ujian, konsumsi bagi pengawas ujian, dan lain-lain. Semua itu dalam rangka memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi segala pihak, khususnya mahasiswa.

Terlebih khusus lagi Prodi BSA berusaha mensuksesan kegiatan ini. Beberapa dosen terlihat sibuk di kantornya, mempersiapkan lembar ujian dan berbagai urusan lain. Mahasiswa-mahasiswa terlihat duduk di bangku taman sambil membaca buku atau berjalan kemari sambil membawa banyak buku ditangannya. Terlihat sebuah pergerakan dari berbagai element yang melambangkan sebuah dinamika. “taharrok! Fainna fil harokati barokatun”.


Semoga ujian ini terus ditingkatkan kualitasnya untuk seluruh mahasiswa, karena ujian sesungguhnya adalah ujian di masyarakat, bukan sekedar menyelesaikan tugas dosen atau menjawab pertanyaan UTS. Wallahu A`lam (Ahmad Sobri Maulana)