Proses Belajar ala Islam

2020-01-06 | 938 | Kolom

Oleh: Dr. H. Dadang Yudhistira, M.Pd.
Dosen STIABI Riyadul Ulum, Kota Tasikmlaya

Berbahagialah orang yang menginvestasikan dirinya, ilmu, harta, tenaga dan segala yang dimilikinya, untuk pendidikan dan masa depan anak dan anak didiknya. Betapa tidak?

Proses pendidikan dan pembelajaran yang diampu guru, dan difasilitasi para orang tua merupakan salah satu jihad yang amat mulia. Banyak orang yang sepakat, bahwa mewarisi ilmu lebih baik ketimbang mewarisi harta yang kita tidak pernah tahu akan digunakan untuk apa oleh anak-anak yang kita warisi. Maka, mewarisi ilmu dan mentabligkan ilmu, juga merupakan bentuk investasi jangka panjang, untuk kepentingan dunia dan akhirat.

Proses pendidikan dan pembelajaran, setidaknya merupakan proses memanusiakan manusia (dehumanisasi) yang menurut penulis melalui 3 siklus utama, yakni dari tidak tahu, wajib tahu dan proses membuat orang lain tahu.

Proses belajar pertama  yakni kondisi tidak tahu adalah kondisi manusia sebelum belajar dan sebelum mendapatkan sentuhan serta layanan pendidikan dan pembelajaran. Umumnya manusia dalam kondisi tidak tahu apa-apa. Adalah jihad dan karya besar guru, di saat guru mampu membantu anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak baik menjadikan anak lebih baik, dari kegelapan menjadi terang benderang, dst. Islam menjadi pemicu bagi siapapun untuk belajar dan mencari ilmu, sebab dalam Islam, mencari ilmu hukumnya wajib bahkan diwajibkan sejak dalam buaian hingga menjelang masuk liang lahat. Artinya, siapapun jangan berhenti belajar, termasuk di dalamnya guru. Guru harus selalu belajar dan merefresh gaya mengajar nya, melalui Diklat dan kegiatan pengembangan keprofesian lainnya. Hal ini karena, intinya manusia bisa cerdas dan berakhlak mulia, bermula dari keterbatasan yakni titik ketidaktahuan.

Proses belajar yang kedua adalah wajib tahu. Pada kondisi inilah manusia berusaha dan terdorong untuk belajar, guna mengubah kondisi tidak tahu menjadi tahu. Dalam Islam sudah terang benderang bahwa Allah SWT telah memberikan kepada manusia modal yang cukup untuk wajib tahu atau dengan kata lain untuk belajar, yaitu akal, yang diberikan kepada manusia. Selain itu, ada 3 pisau belajar yang Allah SWT berikan kepada manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. 16.An-Nahl: 78. Ketiga pisau belajar tersebut adalah: 1) pendengaran, sam`a, 2) penglihatan, al Bashar, dan 3) hati, al af`idah. Ketiganya adalah anugerah Allah untuk manusia sebagai makhluk pembelajar. Dan ketiga hal tersebut merupakan alat bagi manusia untuk wajib tahu dan mengembangkan rasa ingin tahu.

Proses ketiga adalah membuat orang lain tahu. Proses ini dilakukan sebagai suatu transfer of knowledge atau transfer values dari orang yang sudah tahu kepada orang yang belum tahu. Ini adalah lahan jihad para guru yang dalam Islam merupakan suatu investasi jangka panjang, dan menjadi salah satu amalan yang ganjarannya tak akan terputus.

Bagi para guru yang meyakini bahwa mendidik dan mengajar serta melakukan tugas utama lainnya kepada peserta didik sebagai jihadnya, maka sesungguhnya guru sedang menjemput kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga...